Ketika sedang membuat gambar manufaktur, atau gambar kerja (working drawing), jangan lupa gambar itu adalah sebagai acuan proses manufaktur. Pada awal-awal sebagai sebagai perancang teknik mesin pemula industri pesawat terbang, hasil dari belajar di bangku kuliah tentang toleransi di mata kuliah elemen mesin saya berfikir semakin presisi berarti semakin baik, yang artinya toleransi penyimpangan saya buat sekecil mungkin. Hal ini saya terapkan ketika mendesain engine mounting yang kurang lebih seperti pada gambar berikut. Semua saya kasih toleransi 1/100 (0.01). Dua digit nol dibelakang koma (xx.00) menunjukkan toleransi penyimpangan yang diijinkan adalah 1/100).
Dari situ saya baru tahu, toleransi penyimpangan tidak berdiri sendiri. Secara fungsi, sebelum menentukan nilai toleransi yang ketat, harus dilihat apakah terjadi masalah atau tidak bila tolernasi tidak perlu 1/100? Bila tidak ada masalah maka pilihannya adalah memilih toleransi yang lebih longgar. Selain itu perlu dipetimbangkan juga, fasilitas yang ada di workshop, sejauh mana bisa mengerjakan sesuai dengan toleransi yang kita berikan? Karena gambar kerja yang kita buat akan mempengaruhi juga proses manufaktur pembuatannya.
Itulah mengapa dulu di bangku kuliah kita juga belajar teknologi mekanik, pembentukan logam (metal forming), mesin perkakas dll. Agar kita juga faham proses yang diperlukan untuk mewujudkan gambar desain teknik mesin yang kita buat.
Komentar
Posting Komentar